Maria Kristin Tak (Ingin) Merasa Dibuang



LEMBANG, Kompas.com - Mantan tunggal puteri utama Indonesia, Maria Kristin Yulianti mengaku tidak menyesal keluar dari Pelatnas Cipayung dan kembali ke klubnya.
Maria Kristin pernah  mengangkat nama Indonesia dengan meraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 lalu. Namun cedera lutut yang berlarut-larut membuat prestasinya merosot. Kristin sering mengalami kekalahan saat bertanding di luar negeri.
Merosotnya prestasi ini membuat Maria Kristin harus meninggalkan Pelatnas Cipayung awal tahun ini.  Ia kini bergabung kembali dengan klubnya, PB Djarum.
Prestasi dan nama besar tidak membuat Kristin  sungkan untuk berinteraksi dengan yunior-yuniornya para atlet binaan PB Djarum.  Ia berlatih lagi bersama pemain-pemain yang baru menapak awal karir termasuk juga mengikuti acara outbound bersama 69 atlet lainnya di Zone 235, Cikole, Lembang pada 5-8 Januari ini.
Kristin yang pernah dianggap mewarisi gaya bermain pemain legendaris Susy Susanti menganggap ia harus menjalani semua ini untuk dapat menemukan kembali jalur menuju puncak prestasinya. Untuk itu, ia akan fokus terlebih dulu pada penyembuhan cedera lututnya.
Ia mengaku cederanya tersebut memang masih menggangu. "Kalau dibawa jalan saja masih terasa sakit, terutama di lutut.  Sakitnya akan lebih terasa bila melakukan gerakan memukul yang mengharuskan saya menekuk lutut kaki kanan," katanya. "Kalau pertandingan lebih terasa lagi sakitnya. Bila bergerak memukul ke arah kanan, saya merasa seperti  ada tulang ynag menusuk di lutut kaki kanan saya," ungkapnya.
Menurut ketua PB Djarum, Joppy Rasimin, pihaknya  berupaya maksimal untuk menyembuhkan cedera lutut Kristin. "Kami sudah memintanya untuk menjalani pemindaian MRI di rumah sakit Abdi Waluyo. Dari situ baru kita akan tentukan tindakan apa yang harus diambil," kata Joppy.
Kristin mengaku saat ini ia menjalani terapi secara rutin di klubnya. Ia juga menata kembali impian-impian besarnya yang berantakan karena cedera panjangnya ini. Termasuk juga ikut lagi ke Olimpiade muism panas. "Saya sebenarnya ingin ikut lagi Olimpiade 2012. Namun karena prestasinya jelek, kesempatan keluar negeri menjadi semakin jarang," kata Kristin yang kini menempati peringkat 85 dunia.
Pemain kelahiran 25 Juni 1985 ini mengaku tidak bermasalah dengan perubahan statusnya dari pemain nasional menjadi kembali ke klub. Ia juga berusaha menepis anggapan "habis manis sepah dibuang" buat para pemain nasional yang sudah tidak lagi berprestasi. "Buat apa saya pikirkan, saya jalani saja. Enggaaaakkk..., saya tidak merasa sakit hati. Biasaaa sajaaa..."

0 komentar:

Posting Komentar